Ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI/NOC Indonesia), Raja Sapta Oktohari, memberikan klarifikasi terkait isu dugaan intimidasi terhadap atlet kickboxing Indonesia, Andi Mesyara Jerni Maswara, yang mencuat saat SEA Games 2025 di Thailand. Isu tersebut mencuat setelah Jerni mengunggah video di akun media sosial pribadinya yang berisi kekecewaan terhadap keputusan juri dan ofisial pertandingan. Dalam unggahan tersebut, atlet kelas 50 kilogram putri itu mengaku mendapat perlakuan tidak menyenangkan jelang prosesi penyerahan medali, Selasa (16/12/2025), di Assumption University, Suvarnabhumi Campus, Samut Prakan. Jerni mengklaim diminta menghapus video tersebut apabila ingin naik ke podium penerimaan medali. Unggahan itu kemudian viral dan memunculkan dugaan adanya intimidasi dari perwakilan NOC Indonesia. Menanggapi hal tersebut, Oktohari membantah keras tuduhan intimidasi. Ia menjelaskan bahwa federasi internasional kickboxing, Asian Kickboxing Confederation (AKC), memiliki regulasi khusus terkait penggunaan media sosial oleh atlet selama kejuaraan resmi. "Tidak banyak federasi internasional yang memiliki aturan ketat soal media sosial. Kebetulan, kickboxing punya regulasi tersebut. Atlet tidak bisa sembarangan mengunggah pernyataan yang berpotensi melanggar ketentuan," ujar Okto, Rabu (24/12/2025). Menurut Okto, unggahan video yang dibuat Jerni dinilai melanggar aturan AKC. Bahkan, pada awalnya, atlet tersebut terancam didiskualifikasi dan tidak mendapatkan medali akibat pelanggaran tersebut. Namun demikian, NOC Indonesia justru berupaya melakukan pendekatan dan diplomasi dengan pihak penyelenggara. Anggota Exco KOI Indonesia, Krisna Bayu, disebut berperan penting dalam melobi panitia agar hak atlet tetap diberikan. "Sebelumnya atlet ini tidak diberikan medali. Akhirnya medali itu tetap diberikan berkat diplomasi saudara Bayu. Jadi saya pastikan tidak ada intimidasi," tegas Okto. Pada akhirnya, Jerni menghapus unggahan videonya dan menyampaikan klarifikasi serta permintaan maaf kepada pihak AKC. Medali pun tetap diberikan kepada sang atlet. Oktohari juga membuka ruang dialog dan mengimbau Jerni untuk datang langsung ke Kantor NOC Indonesia apabila masih membutuhkan penjelasan lebih rinci terkait insiden tersebut. "Saya imbau kepada atlet tersebut apabila masih kurang berkenan, silakan datang ke NOC Indonesia. Kami siap menjelaskan secara detail agar kejadian seperti ini tidak terulang kembali," tutup Okto. Kasus ini menjadi pengingat pentingnya pemahaman atlet terhadap regulasi internasional, khususnya terkait etika dan penggunaan media sosial saat mengikuti ajang multievent internasional seperti SEA Games.
05:00
05:00
05:00
05:00
05:00
26:49
03:11
02:19
02:04
01:01