logo
Video Terbaru
  • HOME
  • NEWS
  • SHOWBIZ
  • BOLA
  • HEALTH
  • BISNIS
  • CITIZEN6
  • GLOBAL
  • TEKNO
  • LIFESTYLE
  • OTOMOTIF
  • REGIONAL
logo
  • Home
  • News
  • Showbiz
  • Bola
  • Health
  • Bisnis
  • Citizen6
  • Global
  • Tekno
  • Lifestyle
  • Otomotif
  • Regional
logoTrustworthyIFCN
KontakRedaksiDisclaimerKode EtikPedoman Media SiberSitemapForm PengaduanTentang KamiKarirMetode Cek FaktaHak Jawab dan Koreksi Berita
  • Liputan6
  • Merdeka
  • Bola.com
  • Bola.net
  • Fimela
  • Kapanlagi.com
  • Brilio
Connect with us

Copyright © 2025 Liputan6.com KLY KapanLagi Youniverse All Right Reserved.

VIDEO: Ratusan Petani Hadang Truk Muatan Pupuk Bersubsidi, Kenapa?

News13 November 2020
L
OlehLiputan6
Diperbaharui 22 Sep 2025, 16:00 WIB
Diterbitkan 13 Nov 2020, 22:22 WIB
Copy Link
Batalkan

Ratusan petani di Kabupaten Tuban, Jawa Timur, mengadang tiga truk pengangkut pupuk bersubsidi yang melintas di desanya. Warga yang sudah tersulut emosi, membongkar paksa truk pupuk di tepi jalan. Pengadangan dipicu sulitnya mendapatkan pupuk di saat masa tanam. Sehingga para petani khawatir tanaman yang sudah ditanam akan mati. Berikut kita simak pemberitaannya pada Liputan6, 11 November 2020. Sulit mendapatkan pupuk, ratusan petani di Desa Jadi, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban, nekat mengadang tiga truk pengangkut pupuk bersubsidi yang melintas di desanya. Para petani merasa khawatir, tanaman padi yang sudah ditanam akan mati, akibat kesulitan mendapatkan pupuk. Petani yang tersulut emosi, langsung membongkar paksa truk pupuk di tepi jalan. Sebagai protes agar pemerintah segera mencukupi kebutuhan pupuk di masa tanam saat ini. Ariyanto, salah satu petani mengatakan, setiap musim tanam, pupuk bersubsidi selalu sulit didapat. Kalaupun ada, hanya tersedia 30 persen dari total kebutuhan para petani, di masa tanam. Sehingga para petani terpaksa membeli pupuk non subsidi yang harganya lebih mahal. Aksi pengadangan truk bermuatan pupuk tersebut merupakan puncak kekecewaan petani. "Karena kita itu ndak ada sama sekali, di kios-kios ndak ada, kita mau beli, kebetulan lewat sini, kita hadang semua, kebutuhannya, kalau 1 hektar 10 paket," kata Ariyanto, Petani Desa Jadi. Sementara, pihak perwakilan distributor pupuk bersubsidi mengatakan, petani tetap mendapatkan jatah pupuk bersubsidi, namun pengirimannya bergantian, sesuai jadwal yang telah ditentukan. "Karena kebutuhan pupuk saking besarnya itu, akhirnya orang agak khawatir kalau misalnya nanti ndak dapat pupuk, padahal ada jatahnya, ada aturan baru, kalau ingin membeli pupuk harus menggunakan kartu tani," terang Asmain, Distributor Pupuk Bersubsidi. Camat Semanding, bersama TNI-Polri menggelar mediasi, untuk meredam emosi petani. Meski sempat adu mulut, namun setelah petani mendapatkan jatah pupuk, mereka langsung membubarkan diri dengan tertib. "Jadi ini tadi sudah disepakati, bahwa pupuk ini tetap dikirim ke tujuan semula, Kecamatan Grabagan, kemudian untuk yang di Desa Jadi ini, ini nanti dipastikan oleh distributor, dijanjikan tadi, akan dikirim 2 hari lagi, sehingga ini menjadi jalan keluar bagi masyarakat di Desa Jadi, yang saat ini menghadang pengiriman pupuk ke Grabagan, jadi ini sudah ada jalan keluar yang terbaik," tegas Danarji, Camat Semanding. Mencegah hal serupa tidak kembali terjadi, pihak keamanan meminta distributor pupuk, segera membuat jadwal pengiriman pupuk dan diinformasikan ke pihak kecamatan hingga desa. Sehingga para petani mengetahui, kapan jatah pupuk akan datang.

  • liputan6
  • SCTV
  • Liputan6 SCTV
  • Tuban
  • Pupuk Bersubsidi
  • Berita Surabaya
  • biro surabaya
  • kecamatan semanding
  • SCTV Biro Surabaya
  • desa jadi
  • news39:13
    Gebrakan Bupati Jember, Turunkan Kemiskinan dan Bunga Desaku
    Newssehari yang lalu
  • news05:59
    Kasad Maruli Emosi Respons Dianggap Gagap Bencana: Ini Tak Akan Selesai Dengan Menangis!
    News2 hari yang lalu
  • news05:00
    Temuan Mencurigakan Diduga Bom di Bandung, Polisi Sterilkan Lokasi
    News2 hari yang lalu
  • news08:03
    OTT KPK di Banten, Oknum Jaksa Diciduk!
    News2 hari yang lalu
  • news04:48
    Selundupkan Kokain ke Bali, Warga Australia Divonis 12 Tahun Penjara
    News2 hari yang lalu
  • news05:16
    Kantor Bupati Bekasi Disegel KPK, Dugaan Kasus Apa?
    News2 hari yang lalu
  • news07:03
    Menohok Rocky Gerung Sindir Purbaya Kuliah Lama Ekonomi 7 Semester: Ilmu Mudah, Ngapain?
    News3 hari yang lalu
  • news06:38
    Nada Tinggi Megawati Ancam Kader PDIP yang Maling Duit Bencana
    News3 hari yang lalu
  • news06:38
    Nada Tinggi Megawati Ancam Pecat Kader PDIP Jika Berani Embat Uang Bencana
    News3 hari yang lalu
  • news08:38
    Guyon Menkeu Purbaya Cari Dirjen Pajak: Kayaknya Kabur Nih
    News3 hari yang lalu