logo
Video Terbaru
  • HOME
  • NEWS
  • SHOWBIZ
  • BOLA
  • HEALTH
  • BISNIS
  • CITIZEN6
  • GLOBAL
  • TEKNO
  • LIFESTYLE
  • OTOMOTIF
  • REGIONAL
logo
  • Home
  • News
  • Showbiz
  • Bola
  • Health
  • Bisnis
  • Citizen6
  • Global
  • Tekno
  • Lifestyle
  • Otomotif
  • Regional
logoTrustworthyIFCN
KontakRedaksiDisclaimerKode EtikPedoman Media SiberSitemapForm PengaduanTentang KamiKarirMetode Cek FaktaHak Jawab dan Koreksi Berita
  • Liputan6
  • Merdeka
  • Bola.com
  • Bola.net
  • Fimela
  • Kapanlagi.com
  • Brilio
Connect with us

Copyright © 2025 Liputan6.com KLY KapanLagi Youniverse All Right Reserved.

VIDEO: Teknik Bertanam Kokedama ala Negeri Sakura, Apa Keunggulannya ?

News6 November 2020
L
OlehLiputan6
Diperbaharui 23 Sep 2025, 11:47 WIB
Diterbitkan 06 Nov 2020, 01:10 WIB
Copy Link
Batalkan

Bagi Anda penghobi tanaman hias, teknik bertanam kokedama mungkin masih asing, tetapi patut dicoba. Teknik ini cukup unik, karena menggunakan serabut kelapa sebagai pot, menggantikan pot plastik. Selain ramah lingkungan, metode tanam asal Jepang tersebut bisa membuat tampilan berbagai jenis tanaman hias lebih menarik. Berikut kita simak videonya pada Liputan6, 4 November 2020. Bunga anggrek bulan ini tumbuh subur, dengan warna-warninya yang cerah. Namun, siapa sangka, jika bunga dengan nama latin phalaenopsis amabilis ini, dibudidayakan dalam media yang tak biasa. Yakni ditanam dengan cara dibalut serabut kelapa, atau kokedama, yang berasal dari Jepang. Meski terbilang masih asing di Indonesia, namun teknik ini mulai dicoba oleh kelompok penghobi tanaman hias dari Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah, Jember. Caranya cukup mudah, yakni memindahkan tanaman hias dari wadah polybag, lalu membalut akar tanaman berikut media tanah, dengan serabut kelapa, hingga berbentuk bulat seperti bola. Balutan serabut kelapa kemudian diikat dengan tali rami atau pun goni. Tanaman hias kokedama cukup dirawat dengan cara disiram, ataupun dicelupkan ke dalam air, sehingga terserap oleh serabut kelapa. "Di Jember sendiri belum ada teknik bertanam kokedama, akhirnya dari masa pandemi itu karena waktunya banyak yang luang, jadi kami di sini mengutak-atik tanaman hias ini, bahan-bahannya sabut kelapa, tali rami dan tanaman hias itu sendiri," ujar Anggun Putri, Penghobi Tanaman Hias. Selain ramah lingkungan, karena pot dari bahan alam, teknik kokedama ini juga menambah daya tarik tanaman hias. Beragam tanaman bisa diaplikasikan menggunakan teknik kokedama. Di antaranya anggrek, tanaman aglonema, calethea, hingga tanaman seperti kaktus. "Keunggulannya dibandingkan dengan kita menanam tanaman hias dengan pot, sudah jelas sekali di sini go green, jadi kita tidak memerlukan membeli pot, kita cukup membungkusnya dengan moss dan menalinya dengan tali rami atau goni, semuanya di sini organik, tanpa menggunakan plastik, semua tanaman hias bisa dilakukan kokedama, namun yang ukurannya relatif kecil," ujar Hidayah Mutianingsih, Praktisi Pertanian.

  • liputan6
  • SCTV
  • Liputan6 SCTV
  • Jember
  • Berita Surabaya
  • biro surabaya
  • kokedama
  • SCTV Biro Surabaya
  • Anggrek Bulan
  • teknik kokedama
  • serabut kelapa
  • news05:59
    Kasad Maruli Emosi Respons Dianggap Gagap Bencana: Ini Tak Akan Selesai Dengan Menangis!
    News12 jam yang lalu
  • news05:00
    Temuan Mencurigakan Diduga Bom di Bandung, Polisi Sterilkan Lokasi
    News14 jam yang lalu
  • news08:03
    OTT KPK di Banten, Oknum Jaksa Diciduk!
    News14 jam yang lalu
  • news04:48
    Selundupkan Kokain ke Bali, Warga Australia Divonis 12 Tahun Penjara
    News14 jam yang lalu
  • news05:16
    Kantor Bupati Bekasi Disegel KPK, Dugaan Kasus Apa?
    News14 jam yang lalu
  • news07:03
    Menohok Rocky Gerung Sindir Purbaya Kuliah Lama Ekonomi 7 Semester: Ilmu Mudah, Ngapain?
    Newssehari yang lalu
  • news06:38
    Nada Tinggi Megawati Ancam Kader PDIP yang Maling Duit Bencana
    Newssehari yang lalu
  • news06:38
    Nada Tinggi Megawati Ancam Pecat Kader PDIP Jika Berani Embat Uang Bencana
    Newssehari yang lalu
  • news08:38
    Guyon Menkeu Purbaya Cari Dirjen Pajak: Kayaknya Kabur Nih
    Newssehari yang lalu
  • news01:21
    Kerugian Longsor di Sumatera Utara, Akibat Deforestasi?
    Newssehari yang lalu