Legenda bulutangkis Indonesia, Liem Swie King, menyempatkan hadir dalam babak final Polytron Superliga Junior 2025 di GOR Djarum Kudus pada Minggu (21/9/2025). Pria yang dijukili Si Raja Smash itu salut dengan skill pebulutangkis muda yang mengikuti turnamen beregu untuk kelompok usia U-13, U-15, U-17, dan U-19 itu. Dalam perbincangannya dengan legenda bulutangkis Indonesia lainnya, Hastomo Arbi dan Ketua PBSI Jawa Tengah, Basri Yusuf, ketiganya mengakui talenta pebulutangkis muda di Superliga Junior 2025. "Barusan juga ngomong begitu saya sama Hastomo, sama Pak Basri Yusuf. Ngomong juga, 'Aduh, gila pemain umur 15-an kok sebagus ini'," ujar Liem Swie King. "Padahal, saya sendiri dan kita-kita ya, dulu tidak sebagus ini gitu lho. Sekarang menurut saya sudah bagus banget," jelas mantan atlet berusia 69 tahun itu. Namun, Liem Swie King terheran-heran dengan fenomena pemain muda yang layu sebelum berkembang. Gejala ini sering terjadi dalam masa peralihan dari junior ke senior. "Cuma pertanyaannya, kenapa dewasanya tidak bisa muncul? Itu, itu saya tanya satu per satu, saya selalu tanya," ucap Liem Swie King. "Saya belum dapat jawaban yang tepat ya, kenapa gitu? Apa saat kecil sebagus ini, juniornya sebagus ini, kok dewasanya tidak bisa muncul jadi juara dunia misalnya," tutur peraih tiga gelar Piala Thomas itu. Sampai dengan saat ini, meski telah bertanya-tanya dan mencoba menganalisisnya, Liem Swie King masih belum menemukan jawaban atas fenomena itu. "Ah, itu yang saya tukar pikiran tuh tanya, 'Kenapa? Kenapa?' gitu lho. Ada yang bilang karena ya latihannya terlalu forsir di mudanya, tapi saya tidak puas dengan jawaban itu," imbuh Liem Swie King. "Bukannya kalau latihan lebih muda harusnya lebih baik gitu lho. Lebih cepat matangnya," kata pemilik tiga trofi All England itu.
01:54
01:54
01:42
03:48
00:00
00:00
01:42
01:36
01:19
03:22