Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI), Erick Thohir, menegaskan bahwa kejuaraan olahraga regional tingkat Asia dan Asia Tenggara yang digelar di Indonesia tidak akan terpengaruh oleh rekomendasi resmi dari Komite Olimpiade Internasional (IOC). Pernyataan disampaikan dalam konferensi pers di Media Center Kemenpora, Senayan, Jakarta, Jumat sore. Erick menyebut bahwa surat rekomendasi IOC, yang mengajak federasi internasional untuk tidak menyelenggarakan kegiatan olahraga di Indonesia, bukanlah larangan mutlak. "Event-event di level Asia dan Asia Tenggara saya rasa tidak ada masalah untuk digelar di Indonesia," ujar Erick, dikutip dari Antara. Dia menambahkan bahwa pemerintah melalui Kemenpora telah menugaskan agar komunikasi dan negosiasi tetap terbuka dengan IOC. "Mari lihat saja, sepertinya IOC memberikan ruang untuk kami bicara, bukan sekadar mengambil garis keras," kata Erick, menyiratkan bahwa masih ada dialog dengan organisasi dunia itu. Erick juga mengungkap bahwa dirinya telah meminta Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI), Raja Sapta Oktohari, untuk melakukan tindakan mediasi dan memastikan Indonesia tetap aktif dalam perhelatan olahraga internasional. Pemerintah tetap berdiri pada amanat Undang-Undang Dasar 1945, dan menekankan bahwa olahraga Indonesia adalah bagian dari diplomasi dan pembangunan karakter bangsa. Keputusan IOC muncul sebagai respons atas kebijakan pemerintah yang membatalkan visa bagi atlet Israel dalam kejuaraan dunia senam artistik di Jakarta, sebuah langkah yang memicu rekomendasi IOC terhadap Indonesia. Meski perhatian dunia terfokus pada potensi pembatasan oleh IOC, Erick meyakinkan bahwa program olahraga nasional, termasuk event besar di tingkat regional seperti SEA Games dan Asian Games, tetap dalam jalur. Indonesia terus mengejar target untuk menjadi tuan rumah serta mengirimkan atlet unggulan ke ajang-ajang tersebut.
01:54
01:54
01:42
03:48
00:00
01:42
01:36
01:19
03:22
01:04