logo
Video Terbaru
  • HOME
  • NEWS
  • SHOWBIZ
  • BOLA
  • HEALTH
  • BISNIS
  • CITIZEN6
  • GLOBAL
  • TEKNO
  • LIFESTYLE
  • OTOMOTIF
  • REGIONAL
logo
  • Home
  • News
  • Showbiz
  • Bola
  • Health
  • Bisnis
  • Citizen6
  • Global
  • Tekno
  • Lifestyle
  • Otomotif
  • Regional
logoTrustworthyIFCN
KontakRedaksiDisclaimerKode EtikPedoman Media SiberSitemapForm PengaduanTentang KamiKarirMetode Cek FaktaHak Jawab dan Koreksi Berita
  • Liputan6
  • Merdeka
  • Bola.com
  • Bola.net
  • Fimela
  • Kapanlagi.com
  • Brilio
Connect with us

Copyright © 2025 Liputan6.com KLY KapanLagi Youniverse All Right Reserved.

VIDEO: Kampung Miliarder Desa Sumurgeneng Diserbu Sales, Reaksi Warga?

News26 Februari 2021
L
OlehLiputan6
Diperbaharui 23 Sep 2025, 05:24 WIB
Diterbitkan 26 Feb 2021, 16:00 WIB
Copy Link
Batalkan

Sejak sepekan terakhir, kampung miliarder di Kabupaten Tuban, Jawa Timur, menjadi viral. Hal tersebut, karena mengundang para tenaga penjual atau sales dari sejumlah perusahaan, untuk menawarkan produk mereka kepada warga yang kaya mendadak tersebut. Namun kedatangan para sales, justru membuat warga menjadi resah dan tidak nyaman. Berikut seperti diberitakan pada Liputan6, (25/2/2021). Sepekan terakhir Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, ramai dikunjungi para Tenaga Penjual atau Sales Marketing berbagai perusahaan. Tak hanya menawarkan mobil, para tenaga penjual dari perusahaan properti hingga investasi dana, gencar menawarkan produk mereka. Para tenaga marketing ini mengaku diminta perusahaan mereka datang ke Desa Sumurgeneng, sejak pemberitaan kampung miliarder viral di media sosial, dan media massa. Maria, salah satu Marketing perusahaan properti, asal Yogyakarta menawarkan investasi hunian di tengah kota wisata Yogyakarta. "Saya juga pingin uang mereka juga bisa diinvestasikan yang tepat, edukasi secara pemahaman produk investasi dan keuntungan buat mereka, bukan hanya keuntungan buat kita sebagai developer tapi keuntungan bagi masyarakat," kata Maria, Sales Properti. Ramainya sales keliling kampung ini membuat warga yang mayoritas petani, resah dan tak nyaman. Mereka khawatir dengan keamanan lingkungan kampung, karena banyak lalu lalang orang asing. Warga merasa was-was, lantaran mereka tak dapat membedakan antara marketing resmi perusahaan dan yang tidak, meski mengaku sudah mendapat izin kepala desa setempat. "Sudah barang tentu, kami menjadi kurang nyaman, artinya kurang nyaman itu ya, kan zaman sekarang kita kan tidak tahu, mereka itu mau apa atau bagaimana, seperti kemarin di rumah saya ini, pas saya di rumah ada kedatangan tamu empat orang," ungkap Kiswanto. Untuk menjaga keamanan kampungnya, warga meningkatkan kewaspadaan, serta tidak mudah mengizinkan orang asing masuk ke dalam rumahnya.

  • liputan6
  • SCTV
  • Liputan6 SCTV
  • Tuban
  • Berita Surabaya
  • biro surabaya
  • SCTV Biro Surabaya
  • Kampung Miliarder
  • desa sumurgeneng
  • news06:01
    Air Surut Perlihatkan Kerusakan Parah Usai Banjir di Padang, Sumatera
    News36 menit yang lalu
  • news05:05
    Tim Penyelamat Berpacu Selamatkan Wilayah Terisolasi Akibat Banjir Sumatra
    News37 menit yang lalu
  • news05:38
    Eksekutif China Jadi Tersangka Kasus Pencemaran Radioaktif di Cikande
    News39 menit yang lalu
  • news03:31
    Petani Sumatera Terpuruk Akibat Banjir dan Longsor
    News41 menit yang lalu
  • news08:08
    Komisi IV PKS Emosi Singgung Menteri Mundur Depan Raja Juli Usai Banjir Sumatera
    News6 jam yang lalu
  • news05:18
    Banjir Sumatera Kini Renggut Lebih dari 800 Jiwa | Kota di Ukraina Nyaris Dikepung Rusia
    News6 jam yang lalu
  • news06:25
    Komisi IV Tunjuk-Tunjuk Semprot Menteri Raja Soal Banjir Sumatera: Kemana Saja Selama ini!
    News21 jam yang lalu
  • news06:03
    PKB di DPR Keras Kritik Purbaya Imbas Potong TKD Kaltim 73% sampai Teriak "Gak Adil!"
    Newssehari yang lalu
  • news05:34
    Jenderal Rikwanto DPR Buka-bukaan 'Harta Karun' Jadi Incaran Mafia Hukum di Pengadilan
    Newssehari yang lalu
  • news09:31
    Keras di DPR, Fraksi Kaltim Protes Menkeu Purbaya Asal-asalan Pangkas Anggaran Daerah
    Newssehari yang lalu