Bahasa Indonesia Salah Satu Perekat Utama Bangsa Indonesia

Bahasa Indonesia Salah Satu Perekat Utama Bangsa Indonesia

Kongres Bahasa Indonesia (KBI) XI diselenggarakan di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, pada tanggal 28-31 Oktober 2018. Kongres Bahasa Indonesia XI dibuka secara resmi oleh Wakil Presiden Republik Indonesia, Jusuf Kalla di istana wakil presiden. Kongres ini dihadiri oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy dan diikuti oleh 1.031 orang.

Di antara para pemakalah dan peserta terdapat yang berasal dari luar negeri, seperti dari Australia, Malaysia, Jepang, Brunei Darussalam, India, Jerman, Filipina, Timor Leste, Papua Nugini, Belanda, Rusia.

Disepakati bahasa dan sastra Indonesia merupakan bahasa pembentuk jati diri keindonesiaan. Kehendak bersatu sebagai syarat keberadaan bangsa telah disepakati pada tanggal 28 Oktober 1928 dalam wujud bahasa persatuan. Anasir bahasa dipilih sebagai lambang kesatuan negara-bangsa Indonesia yang bermartabat. Pluralisme dan multilingualisme bahasa di Indonesia perlu dikelola untuk kebutuhan pembangunan sosial, politik, dan ekonomi melalui pendidikan.

"Bahasa Indonesia merupakan salah satu perekat utama bangsa kita," ucap Prof. Dr. Dadang Sunendar, M.Hum Kepala Badan Bahasa kementrerian Pendidikan dan Kebudaayaan.

"Saya mengucapkan selamat dari sumpah pemuda, satu nusa, satu bangsa, satu bahasa sebagai komitmen kita untuk menjaga keutuhan, menjaga mufakat dan juga saya menjamin bahasa Indonesia akan terus berkembang," ujar Prof.Dr.Muhadjir Effendy, MAP, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.

Sementara itu, bahasa asing harus mampu menyiapkan generasi muda Indonesia agar mampu bersaing di dunia internasional. Saat ini bahasa Indonesia sedang berjuang untuk memantapkan perannya sebagai lambang identitas bangsa di tengah penggunaan bahasa asing yang marak di ruang publik.

Penegakan kejayaan identitas bangsa perlu dilakukan melalui penegakan peraturan kebahasaan sebagai upaya untuk mengendalikan penggunaan bahasa di ruang publik. Globalisasi juga telah membawa konsekuensi bangsa Indonesia berintegrasi dengan bangsa lain sehingga terbentuk sebuah masyarakat antarbangsa, seperti pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN. Integrasi antarbangsa itu diharapkan berdampak positif untuk menunjukkan kejayaan jati diri dan daya saing bangsa Indonesia.

"Bahasa itu dinamis, karena itu bagaimana bahasa Indonesia juga oleh pakarnya selalu dimodernisasi. Kekayaan bahasa harus kita tingkatkan," kata Jusuf Kalla, Wakil Presiden RI.

"Slogan badan bahasa ini adalah utamakan bahasa Indonesia, lestarikan bahasa daerah, dan kuasai bahasa asing," tambah Dadang.

Untuk mengantisipasi kemungkinan keretakan kesatuan bangsa Indonesia sebagai akibat perkembangan zaman ini, bahasa dan sastra juga diharapkan menjadi landasan kekuatan kultural bangsa Indonesia untuk membangun karakter bangsa.

Berdasarkan hal tersebut, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa pada tahun 2018 menyelenggarakan Kongres Bahasa Indonesia XI (KBI XI). Kongres ini merupakan forum bagi para pencinta dan pemerhati bahasa dan sastra untuk membahas berbagai persoalan kebahasaan dan kesastraan yang dihadapi saat ini.

Selain itu, Kongres Bahasa Indonesia XI bertujuan untuk menjayakan Indonesia melalui bahasa dan sastra Indonesia. Secara khusus, KBI XI membahas peluang dan tantangan dalam pengembangan, pembinaan, pelindungan, pemanfaatan, serta penegakan kebijakan bahasa dan sastra Indonesia untuk membawa negara- bangsa Indonesia berjaya pada era global.

(*)

Ringkasan

Oleh sultan pada 04 November 2018, 11:40 WIB

Tag Terkait


Video Terkait

Spotlights