logo
Video Terbaru
  • HOME
  • NEWS
  • SHOWBIZ
  • BOLA
  • HEALTH
  • BISNIS
  • CITIZEN6
  • GLOBAL
  • TEKNO
  • LIFESTYLE
  • OTOMOTIF
  • REGIONAL
logo
  • Home
  • News
  • Showbiz
  • Bola
  • Health
  • Bisnis
  • Citizen6
  • Global
  • Tekno
  • Lifestyle
  • Otomotif
  • Regional
logoTrustworthyIFCN
KontakRedaksiDisclaimerKode EtikPedoman Media SiberSitemapForm PengaduanTentang KamiKarirMetode Cek FaktaHak Jawab dan Koreksi Berita
  • Liputan6
  • Merdeka
  • Bola.com
  • Bola.net
  • Fimela
  • Kapanlagi.com
  • Brilio
Connect with us

Copyright © 2025 Liputan6.com KLY KapanLagi Youniverse All Right Reserved.

VIDEO: Nostalgia dengan Koleksi Piringan Hitam Tembang-Tembang Lawas

News28 Februari 2020
L
OlehLiputan6
Diperbaharui 23 Sep 2025, 00:20 WIB
Diterbitkan 28 Feb 2020, 23:11 WIB
Copy Link
Batalkan

Di tengah pesatnya kemajuan teknologi audio digital, piringan hitam ternyata tak pernah kehilangan pesonanya. Di mata pecintanya, memburu benda jadul satu ini bahkan tidak sekedar memuaskan hobi, melainkan juga melestarikan sejarah sekaligus mengajak pendengarnya bernostalgia melalui tembang-tembang lawas. Berikut video liputannya pada Fokus, 26 Februari 2020. Suara musik jadul terdengar syahdu mengalun, begitu memasuki ruang tamu rumah Agung Kurniawan, di Jalan Teratai, Kecamatan Kaliwates, Jember. Pria berusia 40 tahun ini seorang kolektor piringan hitam yang memiliki ratusan koleksi lagu dalam maupun luar negeri dari zaman ke zaman. Dari tanah air di antaranya piringan hitam penyanyi Lilis Suryani yang populer pada tahun 60-an. Group Panbers dan penyanyi solo Titik Sandhora yang sama-sama hits pada era 70-an. Sementara penyanyi legendaris Elvis Presley dan Michael Jackson di awal-awal meniti karirnya di era tahun 60 hingga 70-an, juga turut menghiasi koleksi lagu jadul artis luar negeri versi piringan hitam milik Agung. Memburu piringan hitam jadul di tengah pesatnya perkembangan teknologi serba digital, tentu saja bukan perkara mudah. Agung tak jarang harus berkeliling dari satu kota ke kota lainnya, hanya untuk mendapatkan satu keping piringan hitam. Harganya pun tidak murah. Harga per keping piringan hitam bisa mencapai Rp 5 juta. Saat pertama kali mendapatkan, kondisi piringan hitam juga berbeda-beda. Ada yang masih terjaga dengan baik, namun banyak juga yang hampir rusak sehingga perlu perawatan khusus baik dari sisi sampul maupun kondisi fisik piringan hitam. "Kondisi variatif, kalau didapatkan dari kolektor kondisinya masih bagus, beda hal jika mendapatkannya dari pasar loak dan rata-rata kondisi sudah tidak bagus," kata Agung Kurniawan, Kolektor Piringan Hitam. Tak hanya piringan hitam, Agung juga memiliki beberapa koleksi gramafon sebagai pemutar musik piringan hitam. Di mata pecintanya, memburu piringan hitam memang tidak sekedar memuaskan hobi. Melainkan juga sebagai upaya melestarikan sejarah, sekaligus mengajak pendengarnya bernostalgia melalui tembang-tembang lawas.

  • Jember
  • piringan hitam
  • Berita Surabaya
  • biro surabaya
  • kolektor piringan hitam
  • nostalgia tembang lawas
  • gramafon
  • news05:59
    Kasad Maruli Emosi Respons Dianggap Gagap Bencana: Ini Tak Akan Selesai Dengan Menangis!
    News11 jam yang lalu
  • news05:00
    Temuan Mencurigakan Diduga Bom di Bandung, Polisi Sterilkan Lokasi
    News13 jam yang lalu
  • news08:03
    OTT KPK di Banten, Oknum Jaksa Diciduk!
    News13 jam yang lalu
  • news04:48
    Selundupkan Kokain ke Bali, Warga Australia Divonis 12 Tahun Penjara
    News13 jam yang lalu
  • news05:16
    Kantor Bupati Bekasi Disegel KPK, Dugaan Kasus Apa?
    News14 jam yang lalu
  • news07:03
    Menohok Rocky Gerung Sindir Purbaya Kuliah Lama Ekonomi 7 Semester: Ilmu Mudah, Ngapain?
    Newssehari yang lalu
  • news06:38
    Nada Tinggi Megawati Ancam Kader PDIP yang Maling Duit Bencana
    Newssehari yang lalu
  • news06:38
    Nada Tinggi Megawati Ancam Pecat Kader PDIP Jika Berani Embat Uang Bencana
    Newssehari yang lalu
  • news08:38
    Guyon Menkeu Purbaya Cari Dirjen Pajak: Kayaknya Kabur Nih
    Newssehari yang lalu
  • news01:21
    Kerugian Longsor di Sumatera Utara, Akibat Deforestasi?
    Newssehari yang lalu