logo
Video Terbaru
  • HOME
  • NEWS
  • SHOWBIZ
  • BOLA
  • HEALTH
  • BISNIS
  • CITIZEN6
  • GLOBAL
  • TEKNO
  • LIFESTYLE
  • OTOMOTIF
  • REGIONAL
logo
  • Home
  • News
  • Showbiz
  • Bola
  • Health
  • Bisnis
  • Citizen6
  • Global
  • Tekno
  • Lifestyle
  • Otomotif
  • Regional
logoTrustworthyIFCN
KontakRedaksiDisclaimerKode EtikPedoman Media SiberSitemapForm PengaduanTentang KamiKarirMetode Cek FaktaHak Jawab dan Koreksi Berita
  • Liputan6
  • Merdeka
  • Bola.com
  • Bola.net
  • Fimela
  • Kapanlagi.com
  • Brilio
Connect with us

Copyright © 2025 Liputan6.com KLY KapanLagi Youniverse All Right Reserved.

VIDEO: Membudidayakan Tanaman Hias Syngonium

News20 Maret 2021
L
OlehLiputan6
Diperbaharui 23 Sep 2025, 00:17 WIB
Diterbitkan 20 Mar 2021, 21:00 WIB
Copy Link
Batalkan

Tanaman hias yang satu ini mirip dengan aglaonema, karena masih berasal dari satu keluarga yang sama, bedanya tanaman syngonium yang dibudidayakan Purnama Sari ini ukurannya lebih mungil. Syngonium memiliki ciri daun berbentuk hati dengan warna-warni yang juga lebih beragam. Karena unik, tanaman syngonium kini menjadi primadona baru dan harga jualnya cukup mahal. Berikut liputannya pada Fokus, (19/3/2021). Sekilas tanaman hias ini mirip dengan aglaonema, karena masih satu keluarga yang sama. Bedanya tanaman syngonium yang dibudidayakan Purnama Sari, warga Kecamatan Arjasa, Jember ini, ukurannya lebih mungil. Syngonium memiliki ciri daun berbentuk hati dengan warna-warni yang juga lebih beragam. Karena unik, corak warna daun membuat syngonium ini menjadi primadona baru, dan menggeser posisi aglaonema yang telah populer sebelumnya. Dari sekian banyak jenis, syngonium pink spot dan variegata yellow adalah yang paling banyak digemari. Namun, karena tumbuhnya lambat jumlah tanaman syngonium di pasaran cukup sedikit, sehingga harganya pun relatif mahal. Syngonium bisa dijual berdasarkan jumlah daun, yakni antara Rp 250 ribu hingga Rp 300 ribu per helainya. Untuk beberapa jenis, dengan ukuran daun yang lebih besar, harganya bisa mencapai Rp 500 ribu. "Ini kalau semakin ngeblok warna kuningnya, varietanya semakin dan semakin cantik itu, satu daunnya bisa Rp 200 ribu sampai Rp 300 ribu, untuk semua jenis tanaman syngonium semuanya merambat, beda dengan aglaonema, karena aglaonema tidak merambat dan mereka juga beda genus, meskipun dalam satu famili yang sama, kalau untuk syngonium sendiri budi dayanya stek batang, dibiarkan seminggu sampai sebulan baru bisa jual, perawatan harian hanya penyiraman satu kali sehari, kalau sudah musim hujan, kadang 2 hari sekali, untuk tempat ia suka tempat yang lembab, teduh, ndak suka dengan sinar matahari langsung, kalau terlalu panas, bisa gosong," terang Purnama Sari, Pembudi Daya Tanaman Hias. Untuk membudidayakan syngonium, cukup mudah dengan sistem stek batang dan pemupukan rutin. Syngonium bisa tumbuh subur dengan cara disiram sehari sekali, serta dijauhkan dari paparan sinar matahari secara langsung.

  • Fokus
  • Fokus Indosiar
  • Indosiar
  • Jember
  • tanaman hias
  • Berita Surabaya
  • biro surabaya
  • syngonium
  • news07:10
    Mobil Box Terbalik di Cengkareng, Lalu Lintas Macet Parah
    News4 jam yang lalu
  • news11:53
    Paripurna DPRD Ende Berakhir Ricuh, Bupati Badeoda Walk Out
    News4 jam yang lalu
  • news09:44
    Polisi Pengeroyok Debt Collector hingga Tewas Dipecat
    News4 jam yang lalu
  • news03:14
    Superbank Resmi IPO, Saham SUPA Melonjak di Hari Perdana
    Newssehari yang lalu
  • news10:14
    Keras Presiden Prabowo Perintahkan Mendagri Tito Pelototi Pejabat di Papua
    Newssehari yang lalu
  • news12:37
    Jenderal Sedih Polri Terus Dicap Negatif, Keras Minta Polisi Jangan Memeras Rakyat!
    Newssehari yang lalu
  • news08:51
    Cara Mahfud Cintai MK: Kalau Rusak Saya Dobrak Dari Dalam!
    Newssehari yang lalu
  • news09:01
    Irit Bicara, Reaksi Eks-Menag Yaquit Usai 8 Jam Diperiksa KPK
    Newssehari yang lalu
  • news06:05
    Teror Anjing Rabies di Bangli, 12 Warga Jadi Korban
    Newssehari yang lalu
  • news09:10
    Bendera Putih Berkibar di Aceh, Simbol Keputusasaan Korban Banjir?
    Newssehari yang lalu