Saat Belanda menolak mengakui kedaulatan Indonesia, dan kembali melancarkan Agresi Militer II untuk mengambil alih Tanah Air pada 19 Desember 1948, Jenderal Soedirman langsung bertindak. Melawan dengan perlahan namun pasti, Soedirman melancarkan strategi perang gerilya untuk melemahkan Belanda dengan berpindah-pindah lokasi dan menyerang secara tiba-tiba. Meski tengah mengidap tuberkulosis paru atau TBC, Soedirman tetap teguh untuk berada di tengah pasukannya. Dia melawan Belanda dengan heroik dari tandu yang dipanggul oleh tentara setianya.
35:40
06:01
05:05
05:38
03:31
08:08
05:18
06:25
06:03
05:34