logo
Video Terbaru
  • HOME
  • NEWS
  • SHOWBIZ
  • BOLA
  • HEALTH
  • BISNIS
  • CITIZEN6
  • GLOBAL
  • TEKNO
  • LIFESTYLE
  • OTOMOTIF
  • REGIONAL
logo
  • Home
  • News
  • Showbiz
  • Bola
  • Health
  • Bisnis
  • Citizen6
  • Global
  • Tekno
  • Lifestyle
  • Otomotif
  • Regional
logoTrustworthyIFCN
KontakRedaksiDisclaimerKode EtikPedoman Media SiberSitemapForm PengaduanTentang KamiKarirMetode Cek FaktaHak Jawab dan Koreksi Berita
  • Liputan6
  • Merdeka
  • Bola.com
  • Bola.net
  • Fimela
  • Kapanlagi.com
  • Brilio
Connect with us

Copyright © 2025 Liputan6.com KLY KapanLagi Youniverse All Right Reserved.

VIDEO: Meraup Pundi-Pundi Rupiah dari Daun Ketapang Saat Pandemi COVID-19

News26 November 2020
L
OlehLiputan6
Diperbaharui 23 Sep 2025, 00:07 WIB
Diterbitkan 26 Nov 2020, 05:01 WIB
Copy Link
Batalkan

Di sela waktu mengajar siswanya secara daring, seorang guru sekolah swasta di Sidoarjo, Jawa Timur juga menjadi pencari sampah daun pohon ketapang. Sampah daun ketapang, kini banyak dicari oleh para penghobi ikan cupang. Inilah kesibukan setiap pagi Guntur Kurniawan, warga Desa Sumokali, Kecamatan Candi, Sidoarjo, Jawa Timur. Di sela-sela sebagai guru sebuah sekolah swasta mengajar secara daring, kini dirinya juga mencari penghasilan tambahan, dengan menjadi pencari sampah daun kering, dari pohon ketapang di sekitar rumahnya. Sampah daun kering pohon ketapang yang telah diolah dan dibersihkan, menjadi incaran para peternak dan penghobi ikan cupang. Per 7 lembar daun ketapang, kini laku dan dihargai Rp 5.000. Para peternak dan penghobi ikan cupang, mengaku menggunakan daun kering pohon ketapang, untuk menjaga kualitas dan power of hydrogen (ph) atau kadar hidrogen air. Guna menjaga kesehatan, hingga membantu memperindah warna tubuh ikan hias. Guntur Kurniawan mengaku menjadi pencari sampah daun kering pohon ketapang ini sejak 7 bulan lalu. Dalam sebulan pundi-pundi yang berhasil dikumpulkan antara Rp 500 ribu sampai Rp 750 ribu. "Sebenarnya kalau untuk di ikan hias itu sudah lama, cuma kalau untuk fokus ke pengolahan daun ketapang sama dijual ini sudah sekitar 7 bulan, sejak pandemi, itu banyak teman-teman yang akhirnya punya hobi ikan hias, terus saya kok melihat ada peluang, sampah emas kalau teman-teman menyebutnya, karena kalau orang-orang lihat begini pasti dibakar di jalan, padahal itu bisa dimanfaatkan, dan punya nilai ekonomis," kata Guntur Kurniawan, Pencari Daun Ketapang Kering, seperti dikutip dari tayangan Liputan6, 23 November 2020. Pemasaran sampah daun ketapang selain di Sidoarjo, juga mulai merambah ke Gresik, Surabaya, hingga Lamongan, Jawa Timur seiring banyaknya para peternak dan penghobi ikan hias cupang.

  • liputan6
  • SCTV
  • Liputan6 SCTV
  • Sidoarjo
  • ikan cupang
  • Berita Surabaya
  • biro surabaya
  • Daun
  • kecamatan candi
  • Pandemi COVID-19
  • SCTV Biro Surabaya
  • daun kering ketapang
  • news35:40
    Sederet Cara Pemprov Jakarta Antisipasi Pohon Tumbang, Sampai Pakai Alat Canggih
    News19 jam yang lalu
  • news06:01
    Air Surut Perlihatkan Kerusakan Parah Usai Banjir di Padang, Sumatera
    Newssehari yang lalu
  • news05:05
    Tim Penyelamat Berpacu Selamatkan Wilayah Terisolasi Akibat Banjir Sumatra
    Newssehari yang lalu
  • news05:38
    Eksekutif China Jadi Tersangka Kasus Pencemaran Radioaktif di Cikande
    Newssehari yang lalu
  • news03:31
    Petani Sumatera Terpuruk Akibat Banjir dan Longsor
    Newssehari yang lalu
  • news08:08
    Komisi IV PKS Emosi Singgung Menteri Mundur Depan Raja Juli Usai Banjir Sumatera
    Newssehari yang lalu
  • news05:18
    Banjir Sumatera Kini Renggut Lebih dari 800 Jiwa | Kota di Ukraina Nyaris Dikepung Rusia
    Newssehari yang lalu
  • news06:25
    Komisi IV Tunjuk-Tunjuk Semprot Menteri Raja Soal Banjir Sumatera: Kemana Saja Selama ini!
    News2 hari yang lalu
  • news06:03
    PKB di DPR Keras Kritik Purbaya Imbas Potong TKD Kaltim 73% sampai Teriak "Gak Adil!"
    News2 hari yang lalu
  • news05:34
    Jenderal Rikwanto DPR Buka-bukaan 'Harta Karun' Jadi Incaran Mafia Hukum di Pengadilan
    News2 hari yang lalu