Kopi Pagi: Mereka Terkubur di Dasar Danau Toba
Sikap pemerintah menghentikan upaya evakuasi korban KM Sinar Bangun menimbulkan pro dan kontra di masyarakat. Kapal Motor Sinar Bangun tenggelam pada 18 Juni lalu saat cuaca buruk melanda Danau Toba. Kapal yang diterjang gelombang besar ini terbalik dan akhirnya tenggelam.
Hanya 21 orang selamat dan tiga orang ditemukan tewas. Sedangkan sekitar 164 orang lainnya dinyatakan hilang di dasar danau toba. Upaya mencari para korban dilakukan oleh tim gabungan dengan menggunakan berbagai peralatan. Mulai melibatkan kapal milik warga, peralatan bawah laut, hingga helikopter.
Seperti ditayangkan Liputan6SCTV, Minggu (8/7/2018), setelah 10 hari melakukan pencarian, Tim SAR Gabungan dengan menggunakan remotely operated vihicle atau rov akhirnya menemukan lokasi bangkai kapal di kedalaman 420 meter akhirnya menemukan bangkai KM Sinar Bangun.
Sementara jenazah para korban berada di kedalaman 450 meter. Namun meski posisi kapal dan korban ditemukan, pemerintah menilai secara teknis evakuasi tidak mungkin dilakukan. Bila dipaksakan diangkat kapal bisa saja meledak.
Hanya sekitar dua pekan setelah tragedi tenggelamnya Kapal Motor Sinar Bangun peristiwa tenggelamnya kapal yang memakan korban jiwa kembali terjadi. Kapal Motor Lestari Maju yang mengalami kebocoran di Perairan Selayar, Sulawesi Selatan dalam perjalanan dari Pelabuhan Bira menuju Pelabuhan Pamatata, Selayar. Nahkoda kapal akhirnya berinisiatif mengandaskan kapal.
Seluruh penumpang panik dan berusaha mengenakan pelampung sebelum keluar dari kapal. Beberapa penumpang bahkan nekat melompat tanpa pelampung. Akibat peristiwa ini dari 191 penumpang, sebanyak 35 orang meninggal dunia dan satu orang hilang.
Banyaknya kecelakaan kapal, terutama kapal kecil menunjukan faktor keselamatan masih memprihatinkan. Banyak peraturan yang dilanggar seperti dalam kasus KM Sinar Bangun, sertifikat yang diterbitkan Dinas Perhubungan Sumatera Utara, kapal hanya memiliki satu geladak dengan 45 penumpang.
Namun kenyataannya saat tenggelam kapal memiliki tiga geladak, disesaki ratusan penumpang, dan puluhan sepeda motor di sisi kiri dan kanan kapal. Tak heran, begitu ada gelombang besar kapal begitu mudah terbalik dan tenggelam.
Menjadi tugas pemerintah untuk membenahi masalah pelayaran di tanah air. Mengingat Indonesia memiliki perairan yang sangat luas dengan 17 ribu lebih pulau. Jangan sampai peristiwa serupa terulang kembali. (Ridho Insan Putra)
Ringkasan
Tag Terkait
Video Terkait
-
Terungkap Kasus Penyelundupan Mobil dan Motor Mewah Senilai Rp 28 Miliar
Nasional 18 Des 2019, 09:04 WIB -
Diduga Terdampak Proyek Perbaikan Saluran Air, 2 Rumah Warga Matraman Ambruk
Nasional 17 Des 2019, 15:52 WIB -
3 Siswa Pusdik Brimob Tewas Tersambar Petir di Pasuruan
Nasional 17 Des 2019, 15:28 WIB
-
VIDEO: Menikmati Nonton Langsung Pertandingan Benfica Vs Estrela Amadora, Spektakuler!
Sepak Bola 4 jam yang lalu -
VIDEO: Kampiun 4 Tahun Beruntun, Max Verstappen Kembali Jadi Juara Dunia F1 2024
Olahraga 4 jam yang lalu -
VIDEO: Kopi Pagi: Zonasi kembali Digugat, Diteruskan atau Dihentikan?
TV 7 jam yang lalu -
VIDEO: Gerebek Gubuk di Lampung Timur, Polisi Temukan Alat Isap Sabu
TV 9 jam yang lalu -
VIDEO: Cagub Petahana Bengkulu, Rohidin Mersyah, Terjerat OTT KPK
TV 9 jam yang lalu -
Fokus : Banjir Luapan Sungai Citarum di Bandung Tak Kunjung Surut
TV 10 jam yang lalu -
Fokus Pagi : Tanggul Kali Ciledug Jebol, Permukiman Warga Terendam Banjir
TV 10 jam yang lalu -
VIDEO: Sungai Citarum Belum Surut, Macet Panjang terjadi di Kabupaten Bandung
Nasional 12 jam yang lalu -
VIDEO: Manchester City Dibantai Tottenham Hotspur di Kandang, Tambah Catatan Buruk Pep Guardiola
Sepak Bola 12 jam yang lalu -
VIDEO: Imbas Wisatawan Mengeluh, Belasan Pengamen di Bogor Kena Razia
Nasional 13 jam yang lalu -
VIDEO: Kapolri Berikan Penghargaan untuk AKP Ulil Ryanto Anshari
Nasional 13 jam yang lalu