Quraish Shihab: Makna dan Rahasia Insya Allah, Kesadaran tentang Kelemahan yang Kita Miliki

Quraish Shihab: Makna dan Rahasia Insya Allah, Kesadaran tentang Kelemahan yang Kita Miliki

Bismillahirrahmanirrahim para pemirsa Mutiara Hati, pada kesempatan ini kita akan membahas tentang Insya Allah. Ada orang-orang yang tidak mengerti jika rekannya berkata, saya akan datang, Insya Allah. Yang tidak mengerti ini, berkata tidak usah pakai Insya Allah, yang diajak datang. Karena sebenarnya dia tidak memahami hakikat dari ucapan Insya Allah.

Insya Allah diucapkan oleh pengucapnya tetapi terbayang dalam benaknya dua hal, yang pertama, keinginannya, tekadnya untuk melakukan sesuatu. Apabila dia berkata, saya akan datang, Insya Allah, maka yang tergambar dalam benaknya adalah bahwa dia memang akan datang. Namun yang kedua yang tergambar dalam benaknya adalah bahwa dia sendiri tidak dapat menghimpun semua faktor yang menjadikan kehendaknya itu dapat terwujud.

Katakanlah, dia akan datang besok tetapi apa yang menjamin bahwa tidak hujan, apa yang menjamin bahwa kendaraannya tidak rusak, dan apa yang menjamin bahwa dirinya tidak sakit. Banyak faktor yang harus berkumpul, dan semua faktor itu tidak dapat dikumpulkan kecuali oleh Allah Swt atas perkenan-Nya.

Oleh karena itu, ketika seorang berkata Insya Allah, dia sadar bahwa dia akan melakukan sesuatu, akan tetapi ada yang menentukan, karena Allah Swt yang dapat menghimpun semua faktor apa yang dikehendaki-Nya.

Jadi semua itu harus kita kaitkan dengan Allah swt walaupun itu sudah pasti, karena di situlah gambaran dari kesadaran kita tentang kelemahan kita dalam mewujudkan sesuatu dan kekuatan hanya diperoleh apabila memperoleh bantuan dari Allah swt.

Satu hal lagi yang akan Prof. Quraish Shihab kaitkan dengan pembahasan kita ini adalah ucapan Biidznillah, atas izin Allah. Al-Qur'an membedakan antara Insya Allah dan atas Izin Allah, Biidznillah.

Biasanya Al-Qur'an menggunakan kata Biidznillah, menyangkut hal-hal yang tidak dapat dilakukan, kecuali Allah Swt. Manusia tidak dapat melakukannya, karena itu pada saat orang-orang Yahudi menyatakan permusuhan kepada malaikat Jibril, Al-Qur'an mengatakan bahwa wahyu-wahyu itu diturunkan oleh malaikat Jibril atas izin Allah Swt. Sebab, tidak ada yang berhak dan menyeru wahyu-wahyu itu, kecuali Allah Swt.

Ringkasan

Oleh Didi N pada 14 April 2023, 13:46 WIB

Video Terkait

Spotlights