Quraish Shihab: Manusia Meyakini Wujud Tuhan Meski Nama untuk Dzat Yang Maha Kuasa Berbeda-beda

Islami3 April 2023

Diperbaharui 08 Okt 2025, 14:18 WIB

Diterbitkan 03 Apr 2023, 12:31 WIB

Bismillahirrahmanirrahim, saudara pemirsa keyakinan tentang wujud Tuhan, Dzat Yang Maha Kuasa adalah fitrah manusia. Sejak manusia pertama, telah meyakini wujud-Nya walaupun nama yang diberikannya kepada Dzat Yang Maha Kuasa itu berbeda-beda. Ada yang menamainya Tuhan, Hyang, Yahweh, Allah penyebab dari segala sebab, dan sebagainya. Akan tetap,i semua nama itu mengarah kepada suatu Dzat Yang Maha Kuasa yang mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap manusia, sehingga kebahagiaannya terletak pada baiknya hubungan dengan Yang Maha Kuasa itu, dan kecelakaan akan didapatkan apabila dia tidak berhubungan baik dengan-Nya. Itu merupakan keyakinan manusia sejak manusia diciptakan Tuhan. Berikut kajian dari Prof. Quraish Shihab dalam Mutiara Hati. Bahkan, penelitian-penelitian dari cendekia-cendekia barat dan timur menunjukkan bahwa keyakinan tentang Keesaan Tuhan itulah yang dasar dan nanti yang kemudian berkembang sehingga ada yang menyimpang dari keesaan itu dan mempercayai politeisme dan banyak tuhan. Saudara, dalam ajaran Islam, Allah memiliki nama-nama atau sifat-sifat. Nama yang disandangkan kepada Allah dan Allah yang menamai diri-Nya dengan nama itu adalah Allah. Innani anallahu la-ilaha illa ana, begitu firman-Nya kepada Nabi Musa ketika "bertemu" dengan Tuhan. Ketika kita berkata La Ilaaha Illallah itu berarti kita mewujudkan Ilah dan yang wujud dan serta wajib wujudnya hanyalah Allah. Ada yang mengatakan kata ilah berarti pencipta, sehingga ketika kita berkata La Ilaaha Illallah, tidak ada pengatur dan pencipta alam raya kecuali Allah swt. Nama inilah nama teragung, nama yang paling dikenal oleh umat manusia, dalam konteks keyakinan tentang kehadiran Allah swt. Dengan menyebut-nyebut nama-Nya, maka hati akan tenang dan harapan akan selalu tertuju kepada-Nya.