Kurang dari satu setengah tahun lalu, Timnas Indonesia U-23 berjaya di Piala Asia U-23 2024. Garuda Muda yang kala itu dilatih Shin Tae-yong berhasil mempermalukan tim kuat seperti Australia dan Korea Selatan, bahkan melaju hingga semifinal sebelum akhirnya finis di posisi keempat. Meski gagal meraih medali, pencapaian itu disebut sebagai salah satu sejarah terbaik Timnas U-23. Harapan pun sempat membubung tinggi, bahwa generasi ini akan terus melangkah lebih jauh. Tapi siapa sangka, hanya berselang setahun lebih, nasib Timnas Indonesia U-23 berubah drastis. Bertindak sebagai tuan rumah Grup J Kualifikasi Piala Asia U-23 2026, Garuda Muda justru gagal lolos ke putaran final. Indonesia hanya finis di peringkat dua dengan empat poin: sekali menang, sekali imbang, dan sekali kalah. Ironisnya, kemenangan itu hanya didapat dari Makau U-23 dengan skor telak 5-0. Sementara melawan Laos U-23, Garuda Muda ditahan imbang tanpa gol, dan di laga penentuan, kalah tipis 0-1 dari Korea Selatan. Parahnya lagi, sepanjang laga lawan Korea Selatan, dari tujuh tendangan yang dilepaskan, tak satu pun mengarah ke gawang lawan. Situasi ini bahkan mirip dengan timnas senior saat melawan Lebanon, yang juga nir shot on target. Kegagalan ini membuat posisi Gerald Vanenburg sebagai pelatih U-23 berada di ujung tanduk. Sebelumnya, ia juga gagal mempersembahkan gelar di Piala AFF U-23 2025 meski turnamen digelar di kandang sendiri. Dari semifinalis Piala Asia hingga kini bahkan gagal lolos ke putaran final, prestasi Timnas Indonesia U-23 benar-benar mengalami degradasi. Kini, banyak yang bertanya, apa yang sebenarnya salah dengan Garuda Muda?
00:00
00:00
01:19
01:44
02:41
00:00
01:11
01:41
01:14
01:10