:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/thumbnails/2975623/original/009463800_1574487007-ets-bahaya-20sampah-20plastik-2c-20gubernur-20jawa-20timur-20larang-20bahan-20bakar-20sampah-20plastik-4e9d-640x360-00013.jpg)
VIDEO: Gubernur Jatim Larang Bahan Bakar Sampah Plastik untuk Industri Tahu
Munculnya isu racun dioksin (dioxin) akibat pembakaran sampah plastik yang digunakan sebagai bahan bakar pembuatan tahu, menjadi perhatian khusus Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.
Sejumlah perusahaan pembuatan tahu di kawasan Tropodo Sidoarjo yang masih menggunakan sampah plastik sebagai bahan pembakaran harus mengganti bahan bakar lain, seperti kayu palet dan LPG.
Adanya temuan penelitian salah satu LSM pemerhati lingkungan, yang menyebutkan adanya racun dioxin, akibat penggunaan sampah plastik sebagai bahan bakar pembuatan makanan tahu, langsung disikapi Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mengimbau, para perusahaan pembuatan tahu di kawasan Tropodo Sidoarjo segera beralih ke bahan bakar lain dan tidak lagi menggunakan bahan bakar sampah plastik. Misalnya menggunakan LPG dan kayu palet.
Gubernur mengatakan, sudah berkoordinasi dengan pihak Pertamina agar memberikan harga khusus LPG bagi pihak industri kecil menengah, sehingga harga tahu tidak mengalami kenaikan.
"Pemerintah akan membimbing mereka, mendampingi mereka kemudian ketahanan hidup mereka kita jaga, tetapi mereka juga harus diinformasikan, disosialisasikan menggunakan bahan bakar plastik itu tidak boleh, maka mereka sudah harus siap-siap mengkonversi dengan bahan bakar yang lain," kata Khofifah.
Sebelumnya Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Sidoarjo membenarkan pihak produsen tahu di dua dusun di Desa Tropodo, Kecamatan Krian Sidoarjo, sampai saat ini masih menggunakan sampah plastik untuk bahan bakarnya. Namun, jumlah volume plastik yang digunakan mulai dikurangi.
Pihak Dinas Lingkungan Hidup mengklaim sudah mensosialisasikan bahaya bahan pembakar dari sampah plastik kepada 30 pengusaha tahu, namun kenyataan di lapangan mereka masih menggunakan sampah plastik karena biaya produksinya lebih murah. Demikian diberitakan Fokus, 21 November 2019.
RingkasanVideo Terkait
-
02:39
VIDEO: Trump Teken Inpres Kembali Ke Penggunaan Sedotan Plastik
Internasional 24 Feb 2025, 13:00 WIB -
01:34
VIDEO: Tambak Ikan Jebol Akibat Banjir Rob, Warga Sidoarjo Langsung Berburu
Nasional 16 Des 2024, 15:45 WIB -
01:11
VIDEO: Pemotor Kabur Usai Tabrak Gerobak Bakso di Sidoarjo
Unik 25 Sep 2024, 19:30 WIB
-
19:59
Fokus : Fenomena Hujan Es di Tasikmalaya Kejutkan Warga
TV 8 jam yang lalu -
53:38
Fokus Pagi : Dramatis, Pegawai Warung Makan di Banyuwangi Terjebak Api
TV 8 jam yang lalu -
00:41
VIDEO: Hindari Razia, Pemotor Rusak Pembatas Jalur Bus Transjakarta
TV 9 jam yang lalu -
00:48
VIDEO: Demo Ojol di Makassar Ricuh, Sempat Adu Jotos dengan Pengguna Jalan
TV 9 jam yang lalu -
01:10
VIDEO: Hujan Es Disertai Angin Kencang di Tasikmalaya Hebohkan Warga
TV 9 jam yang lalu -
02:09
VIDEO: Menhub: Gerbong Kereta Terbakar Bakal Diganti untuk Angkutan Lebaran
TV 10 jam yang lalu -
07:36
VIDEO: Cahaya dalam Sentuhan Al-Qur'an Braille
Inspirasi 11 jam yang lalu -
02:03
Kim SooHyun Beri Penjelasan Pekan Depan, Seo YeJi Muak Dikaitkan dengan Kim SooHyun
Hiburan 12 jam yang lalu -
02:31
VIDEO: Minyakita Bermasalah, Pedagang Cilacap Berhenti Jualan!
Nasional 13 jam yang lalu -
09:50
Pengakuan Fidya Kamalinda Tentang Kelakuan Orang Tuanya, Panggil Anjing Pakai Nama Cucu Sendiri!!!
Hiburan 13 jam yang lalu -
03:30
VIDEO: Modus Baru! LPG 3 Kg Disulap Jadi 12 Kg, Bareskrim Langsung Bertindak!
Nasional 13 jam yang lalu -
07:09
Pengakuan Fidya Kamalinda Tak Kuat Dengan Ortu, Tiba-Tiba Muncul Setelah Dikabarkan Hilang 10 Tahun
Hiburan 14 jam yang lalu -
02:23
Kota Besar Bakal Ubah Sampah Jadi Listrik, Tempuh Jarak Jauh Demi Tukar Uang
Nasional 14 jam yang lalu